PENGARUH KECANDUAN BERMAIN GAME ONLINE TERHADAP INTERAKSI REMAJA
Dalam 10 tahun terakhir, permainan elektronik atau
yang kita sering sebut dengan game online telah mengalami kemajuan yang sangat
pesat. Ini bisa kita lihat di kota-kota besar, tidak terkecuali juga kota-kota
kecil, banyak sekali game center yang muncul. Game center itu sendiri tidak
seperti halnya warnet, mereka memiliki pelanggan tetap yang lebih banyak
daripada warnet. Inilah yang membuat game center hampir selalu ramai
dikunjungi.
Walaupun game ditujukan untuk anak-anak, tidak
sedikit pula orang dewasa juga memainkannya bahkan tidak sedikit yang
menjadikannya sebagai pekerjaan dan mendapat penghasilan dari bermain game.
Maraknya beredar game online di Indonesia membuat fenomena baru di kalangan
penggemar game. Bermain game memang mempunyai dua sisi, negatif dan positif.
Dari segi positif bisa melatih pola berpikir, reflek, dan mungkin juga
dijadikan ajang untuk mendapatkan uang dengan mengikuti pertandingan atau
menjual item dan karakter di game.Memang terbukti dari sebuah penelitian bahwa
bermain game bisa membuat anak-anak menjadi lebih cerdas bila dibandingkan yang
tidak, walau penelitian ini masih berbau kontrovesi dan belum bisa
dipertanggung jawabkan.
Game online saat ini tidak seperti game terdahulu,
jika dahulu game hanya bisa maksimal dimainkan dua orang, sekarang dengan
kemajuan teknologi terutama jaringan internet, game bisa dimainkan 100 orang
lebih sekaligus dalam waktu yang bersamaan. Game online dapat memberikan suatu
kepuasan dan penghormatan dari orang lain yang mungkin tidak didapatkan oleh
para gamer di dunia nyata. Dan dari sinilah, interaksi pada para gamer tumbuh,
dimana muncul suatu ikatan emosional maya yang cukup kuat. Entah itu terwujud
dalam bentuk yang dapat bernilai positif atau negatif. di era modern sekarang
ini, remaja game online merupakan sebuah hal yang mudah didapatkan oleh para
remaja. Remaja lebih senang berdiam diri dikamarnya atau di warnet. Intensitas
seorang remaja dalam melakukan interaksi dengan orang di sekitarnya menjadi sangat
kurang dan ditakutkan seorang remaja yang sering berdiam diri dikamar dan tidak
mau melakukan interaksi dengan lingkungan sekitarnya tidak bisa melakukan
interaksi dengan baik.
Penulis berharap dengan
disusunnya makalah ini dapat menambah referensi bagi pihak yang membutuhkan.
Sehingga diharapkan dalam menanggapi kasus seperti yang disajikan dalam makalah
ini dapat diatasi secara bijaksana. Tidak menimbulkan ketegangan diantara
berbagai pihak. Dapat berhasil dalam mengatasi masalah. Pada akhirnya terciptalah
suasana seperti yang diharapkan.
0 komentar:
Posting Komentar