Sosiologi : Mobilitas Sosial


Pengertian mobilitas Sosial
            Semua orang pasti menginginkan untuk dapat memperoleh status dan penghasilan yang lebih tinggi dari pada apa yang pernah dicapai oleh orang tuanya. Semua orang pasti menginginkan suatu kehidupan yang serba berkecukupan, bahkan kalau mungkin berlebihan. Keinginan-keinginan itu adalah normal, karena pada dasarnya manusia mempunyai kebutuhan yang tidak terbatas. Seperti halnya kalau kita menanyakan tentang cita-cita dari seorang anak, maka ia akan menjawab pada suatu status yang kebanyakan mempunyai konotasi pada penghidupan yang baik. Hanya saja apakah keinginankeinginan, impian-impian dan cita-cita itu berhasil atau sama sekali gagal dalam proses perjalanan seseorang itulah yang kita sebut “Mobilitas Sosial”.

Gerak sosial (Mobilitas sosial) adalah perubahan, pergeseran, peningkatan, ataupun penurunan status dan peran anggotanya. Mobilitas berasal dari bahasa latin mobilis yang berarti mudah dipindahkan atau banyak bergerak dari satu tempat ke tempat yang lain. Kata sosial yang ada pada istilah tersebut mengandung makna gerak yang melibatkan seseorang atau sekelompok warga dalam kelompok sosial. Jadi, mobilitas sosial adalah perpindahan posisi seseorang atau sekelompok orang dari lapisan yang satu ke lapisan yang lain. Misalnya, seorang pensiunan pegawai rendahan salah satu departemen beralih pekerjaan menjadi seorang pengusaha dan berhasil dengan gemilang. 

Bentuk-bentuk Mobilitas Sosial
Dilihat dari arah pergerakannya terdapat dua bentuk mobilitas sosial , yaitu mobilitas sosial vertikal dan mobilitas sosial horizontal. Mobilitas social vertical dapat dibedakan lagi menjadi social sinking dan social climbing. Sedangkan mobilitas horizontal dibedakan menjadi mobilitas social antarwilayah (geografis) dan mobilitas antargenerasi.
1.      Mobilitas Horizontal
Mobilitas horizontal adalah perpindahan status sosial seseorang atau kelompok orang dalam lapisan sosial yang sama. Dengan kata lain mobilitas sosial horizontal merupakan peralihan individu atau objek-objek sosial lainnya dari sesuatu kelompok sosial ke kelompok sosial lain yang sederajat.
2.      Mobilitas Vertikal
Mobilitas vertikal adalah perpindahan status sosial yang dialami seseorang atau sekelompok orang pada lapisan sosial yang berbeda. Mobilitas vertikal terdiri atas dua hal:
a.       Mobilitas Sinking (turun)
Sosial sinking merupakan proses penurunan status atau kedudukan seseorang. Proses sosial sinking sering kali menimbilkan gejolak psikis bagi orang yang mengalami.
Penyebab sosial sinking adalah sebagai berikut         :
·         Berhalangan tetap atau sementara
·         Memasuki masa pensiun
·         Berbuat kesalahan fatal yang menyebabkan diturunkan atau di pecat
b.      Mobilitas Climbing (naik)
Sosial climbing adalah mobilitas yang terjadi karena adanya peningkatan status atau kedudukan seseorang.
Penyebab sosial Climbing adalah sebagai berikut      :
·         Melakukan peningkatan prestasi kerja
·         Menggantikan kedudukan yang kosong akbat adanya proses peralihan generasi.
3.      Mobilitas Antargenerasi
Mobilitas antargenerasi secara umum berarti mobilitas dua generasi atau lebih. Misalnya generasi ayah-ibu, generasi anak, generasi cucu, dan setetusnya.
4.      Mobilitas Intragenerasi
Mobilitas intragenerasi secara umum adalah mobilitas yang dialami oleh seseorang atau sekelompok dalam satu generasi yang sama. Baik dalam mobilitas naik ataupun mobilitas turun. Penekanan bukan pada perkembangan keturunan itu sendiri melainkan pada perpindahan status sosial suatu generasi ke generasi yang lainnya.

Faktor Pendorong Mobilitas Sosial
1.      Faktor Struktural
Faktor struktural adalah jumlah relatif dari kedudukan tinggi yang bisa dan harus diisi serta kemudahan untuk memperolehnya. Dimana setiap masyarakat sejak lahir pasti sudah ditempatkan pada lapisan struktural yang ada di masyarakat. kedudukan tersebut baik tinggi maupun rendah harus diisi oleh anggota masyarakat yang bersangkutan.
2.      Faktor Individu
kualitas seseorang , baik ditinjau dari segi tingkat pendidikan, penampilan, maupun keterampilan pribadi. Faktor Individu meliputi :
·         Perbedaan kemampauan setiap individu.
·         Orientasi Sikap terhadap mobilitas.
·         Faktor kemujuran 
3.      Status Sosial
Setiap manusia dilahirkan dalam status sosial yang dimiliki oleh orang tuanya, karena ketika ia dilahirkan tidak ada satu manusia pun yang memiliki statusnya sendiri. Apabila ia tidak puas dengan kedudukan yang diwariskan oleh orang tuanya, ia dapat mencari kedudukannya sendiri dilapisan sosial yang lebih tinggi.
4.      Keadaan Ekonomi
Keadaan ekonomi dapat menjadi pendorong terjadinya mobilitas sosial. Orang yang hidup dalam keadaan ekonomi yang serba kekurangan, misalnya daerah tempat tinggal nya tandus dan kekurangan SDA, kemudian berpindah tempat ke tempat yang lain atau ke kota besar. Secara sosiologis mereka dikatakan mengalami mobilitas
5.      Situasi Politik
Situasi Politik dapat menyebabkan terjadinya mobilitas sosial suatu masyarakat dalam sebuah negara. Keadaan negara yang tidak menentu akan mempengaruhi situasi keamanan yang bisa mengakibatkan terjadinya mobilitas manusia ke daerah yang lebih aman.
6.      Kependudukan
Faktor kependudukan biasanya menyebabkan mobilitas dalam arti geografik. Di satu pihak, pertambahan jumlah penduduk yang pesa mengakibatkan sempitnya tempat permukiman, dan di pihak lain kemiskinan yang semakin merajalela. Keadaan demikian yang membuat sebagian warga masyarakat mencari tempat kediaman lain.
7.      Keinginan melihat daerah lain
Adanya keingina melihat daerah lain mendorong masyarakat untuk melangsungkan mobilitas geografik dari satu tempat ke tempat yang lain.

Faktor Penghambat Mobilitas Sosial
1.      Kemiskinan
Faktor ekonomi dapat membatasi mobilitas sosial. bagi masyarakat miskin, mencapai status sosial tertentu merupakan hal yang sangat sulit.
2.      Diskriminasi kelas
Sistem kela tertutup dapat menghalangi mobilitas sosial keatas, hal ini terbukti dengan adanya pembatasan keanggotaan suatu organisasi tertentu dengan berbagai syarat dan ketentuan.
3.      Perbedaan agama dan ras
Dalam sistem kelas tertutup dapat memingkinkan terjadinya mobilitas sosial vertikal keatas. Dalam agama tidak dibenarkan seseorang dengan sebebas-bebasnya dan kehendak htinya berpindah agama sesuai keinginan.
4.      Perbedaan jenis kelamin
Dalam masyarakat mayoritas di Indonesia, pria biasanya dipandang lebih tinggi derajatnya dan cenderung memiliki mobilitas tinggi daripada wanita. Perdebatan ini mempengaruhi dalam pencapaian prestasi, kekuasaan, status sosial dan kesempatan dalam masyarakat.
5.      Faktor pengaruh
Faktor pengaruh sangan mempengaruhi sosialisasi dengan sangat kuat dalam suatu masyarakat dalam menghambat proses mobilitas sosial. terutama berkaitan dengan nilai-nilai dan adat yang berlaku.
6.      Perbedaan Kepentingan
    Adanya perbedaan kepentingan antar individu dalam suatu struktur organisasi menyebabkan masing-masing individu saling bersaing untuk memperebutkan sesuatu.



Share this:

CONVERSATION

0 komentar:

Posting Komentar