Tokoh : Karl Marx
Karl Marx |
Nama lengkapnya
adalah Karl Heinrich Marx, dan dunia lebih mengenalnya dengan sebutan Karl Marx
atau Marx. Berayahkan seorang pengacara terkenal Heinrich Marx (Herschel), dan
Ibu Henrietta Pressborch. Marx kecil keluar dari rahim ibunya pada tanggal 5
Mei 1818, di Kota Trier Provinsi Rhine Jerman (yang ketika itu masih menjadi
wilayah Kekaisaran Prussia). Ayahnya seorang keturunan Yahudi (Saudaranya
Samuel, bahkan seorang Rabbi Yahudi, mewarisi profesi nenek-moyangnya), bahkan
Ibunya adalah putri seorang Rabbi. Pada Tahun 1816 Pemerintah Prussia
menerbitkan Undang-undang yang melarang Yahudi berpraktek sebagai Pengacara.
Apa boleh dikata, hidup butuh uang, uang adalah tuntutan sosial yang pada
akhirnya juga menjadi tuntutan fisiologis ketika sudah berhubungan dengan isi
perut, sang ayah menjadi murtad dan berpaling dari Yahwe, begitupun ibunya,
status sebagai putri seorang Rabbi Yahudi, sebuah simbol ortodoksi, tidak
menjadi alasan yang bisa menyurutkan keyakinan sang ibu untuk ikut berpaling
agama. Dua pasang manusia inipun dibaptis sebagai penganut Kristen Lutheran
(Protestan) sebagai agama yang umum di Prussia pada saat itu. Dan pada ketika
itu pula, ayah Marx mengganti namanya menjadi Heinrich.
Marx adalah anak
lelaki tertua dari sembilan bersaudara, juga dibaptis sebagai penganut Kristen
mengikuti ayah dan ibunya ketika Marx menginjak usia enam tahun. Menjadi keliru
ketika seseorang yang yang dilahirkan dari keturunan penganut Yahudi Ortodoks
(memiliki kakek, dan Paman seorang Rabbi) lalu menjadi pengkritik yang luar
biasa pedas atas eksistensi sebuah agama, dengan mengatakan “Kesengsaraan agama
merupakan ekspresi kesengsaraan riil sekaligus merupakan protes terhadap
kesengsaraan yang nyata tersebut. Agama adalah keluhan para makhluk tertindas,
jantung-hati sebuah dunia tanpa hati, jiwa untuk keadaan tak berjiwa, agama
adalah candu rakyat”. Bisa mungkin, ucapan Marx ini tidak sekedar bermotif
kritik karena agama telah mengalienasi manusia dari kehidupannya yang nyata,
tapi ada motif psikologis, sebuah trauma masa lalu yang pada akhirnya menemukan
nafas intelektualnya pada alienasi manusia, sehingga Marx menjadi tanpa ragu
ketika mengkritik agama.
Tidak hanya itu,
dia bahkan melontarkan beberapa kritikan pedas kepada ajaran nenek moyangnya
(Yahudi) dengan mengatakan “apa pujaan dunia orang-orang Yahudi? Uang! ...uang
adalah Tuhan Israel yang pencemburu yang sudah ada sebelum Tuhan-tuhan Lainnya
eksis. Agama Yahudi adalah kutukan terhadap teori, terhadap seni, terhadap
sejarah.
Tahun 1835,
setelah menyelesaikan pendidikan dasar (Gymnasium) di kota kelahirannya, Marx
melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi, dengan memilih untuk melanjutkan
studi pada hukum yurisprudensi di fakultas Hukum Universitas Bonn. Pola hidup
yang tidak teratur selama di Bonn, bahkan bergabung dengan klub minuman keras
Trier Traven, menjadi pemabuk, dan lebih banyak menghabiskan waktu dengan
berpesta ketimbang belajar. Menjadi kriminal, bergabung dengan kelompok
revolusioner, pernah terluka karena berkelahi, dan dipenjara karena membuat
keonaran, Marx benar-benar manusia anarkis yang mirip gelandangan. Hanya selama
satu semester di Bonn, setahun kemudian, Marx dipindahkan oleh ayahnya ke
Universitas Berlin, dengan harapan Marx bisa berubah. Di Berlin, Marx mulai
bergabung dengan satu kelompok diskusi Klub Doktor (Doctor Club), sebuah
kelompok diskusi Hegelian Muda yang berada dibawah pengaruh bayang-bayang
filsafat Hegel, meskipun pada akhirnya Marx membenci Hegel yang terlampau
idealis, yang cenderung meletakkan ide sebagai dasar untuk memahami totalitas
kehidupan. Belajar dari Feuerbach, Marx mulai mengenal materialisme. Tapi Marx
bukan orang yang penurut, dia balik mengarahkan senjatanya dan menyerang
Feuerbach yang dinilainya tidak metodis, karena membuang Dialektika Hegel, yang
merupakan kunci untuk memahami perubahan dan perkembangan sejarah. Selama lima
tahun di Berlin, ternyata Marx tidak berubah. Ayahnya pernah menegurnya, karena
pola hidupnya yang semrawut, tidak jelas, hilir mudik ke berbagai orientasi
studi. Saking kacaunya kehidupan Marx, sang ayah pernah mengatakan “Tuhan,
tolong kami! Kacau, tak serius belajar, terlalu banyak berpikir dibawah lampu
minyak; orang barbar berbaju sarjana dan berambut berantakan”.
Pada Tahun 1841,
Marx berhasil menyelesaikan disertasi doktoralnya, ‘Die Differenz der
Demokritischenund Epikureischen Naturphilospohie (The Difference Between the
Democritean and Epicurean Philosophy of Nature), dan memperoleh gelar Doktor
Filsafat dari Universitas jena. Selang setahun kemudian (1842) Marx menjadi
editor utama salah satu koran ternama di Koln Rheinische Zeitung, dalam sensor
yang ketat. Marx hanya menjabat selama sepuluh bulan, dan karena pendirian
politiknya, koran itu kemudian ditutup oleh pemerintah.
Marx menikahi
tetangganya Jenny von Westphalen, Putri seorang bangsawan kaya Baron Johann
Ludwig Von Westphalen, Jenny adalah teman bermain semasa kecil yang terpaut
usia empat tahun lebih tua dari Marx. Mereka bertunangan ketika Marx berusia
tujuh belas tahun dan Jenny dua puluh satu tahun, tujuh tahun bertunangan,
merekapun menikah pada Tahun 1843. Selang beberapa lama kemudian, Marx pindah
ke Paris, untuk memperoleh suasana nyaman dan liberal yang masih nampak
menggejala di perancis pada ketika itu. sesampai di perancis, dan kembali
menjadi editor salah satu koran Jerman yang terbit di paris
Deutsch-Franzosische Jahrbucher. Pada periode ini, Marx bertemu dengan
Friedrich Engels (1820-1895), anak seorang saudagar kaya, pemilik industri
tenun di kota Barmen Jerman. Bahkan Engels dipercaya oleh ayahnya untuk
menjalankan perusahaan tekstil milik keluarganya di Manchester. Friedrich
Engels sebagai kawan karib, sahabat revolusioner, sekaligus sebagai orang yang
banyak membantu Marx selama masa hidupnya yang naik-turun, antara berduit
(karena warisan dari Ayah dan Mertuanya), dan kemelaratan karena hidup Marx
yang nyaris tidak memiliki pekerjaan tetap serta penghasilan yang tetap dan
cukup. Bahkan karena kehidupannya yang miskin dan melarat bagai benalu, ibunya
pernah mengeluh, “Mudah-mudahan Marx bisa menghasilkan kapital daripada sekedar
menulis tentang kapital!”. Tidak hanya itu, selama periode hidupnya di London,
hampir setiap hari Marx dan istrinya dikejar-kejar oleh pemilik rumah yang
menagih sewa, tukang daging dan pemilik toko tempatnya berutang. Pada Desember
1852, Marx bahkan tidak bisa keluar rumah karena sepatu dan jaketnya ada di
rumah gadai.
Marx memiliki
tujuh orang anak, empat diantaranya mati karena prematur dan kurang gizi, atau
karena terpaksa bunuh diri. sisanya adalah tiga orang putri, Laura, Eleanor,
dan Jenny. Tepat
pada Tahun 1843, Marx dan Engels mengadakan diskusi panjang disebuah Kafe
terkenal di Paris dan menetapkan landasan untuk bersahabat seumur hidup. Antara
Marx dan Engels, mereka disatukan oleh kesamaan orientasi teoritis, meskipun
pada beberapa sisi mereka berbeda. Terutama pada prinsip hidup yang melandasi
keduanya, Marx sebagai orang yang mencintai keluarganya, dan Engels sebagai
orang yang tidak suka dengan yang namanya lembaga keluarga. Sebegitu besar
peranan Engels dalam kehidupan Marx, baik pada aspek teoritis dalam
perkembangan intelektual Marx, maupun pada aspek kontribusi materi Engels dalam
kehidupan Marx, akhirnya bermuara pada dihasilkannya beberapa karya penting
yang merupakan karya kolaborasi keduanya, semisal The Holy Family dan Manifesto
of The Communist Party. Bahkan karya raksasa Das kapital, Buku II dan Buku III
dalam dua jilid terakhir Das Kapital, dirampungkan oleh Friedrich Engels, pasca
kematian Marx.
Petualangan
berlanjut, Tahun 1835 beberapa tulisan Marx yang radikal dengan tajam menyerang
pemerintah Prusia sehingga menimbulkan ketidaknyamanan, dan akhirnya
menyebabkan pemerintah Perancis (atas permohonan pemerintah Prusia) untuk
mengusir Marx dari Paris. Marx meninggalkan Paris dan menuju ke Brussel
(Belgia). Di Belgia, Marx dan Engels mendapat mandat dari Liga Keadilan (yang
nantinya berganti nama menajadi Liga Komunis) untuk menulis pamflet yang
terkenal, The Manifesto Of The Communist Party.
Revolusi pecah
di Jerman tahun 1848, sebuah rangkaian pemberontakan buruh yang terjadi
didaratan Eropa pada ketika itu. Tidak hanya di Jerman, tapi juga di Italia,
Perancis, dan Austria. Rangkaian pemberontakan ini dengan cepat dipadamkan.
Marx sendiri pada akhirnya ditangkap oleh Pemerintah Belgia karena menghabiskan
warisan dari ayahnya (6.000 emas franc) untuk mempersenjatai buruh Belgia. Marx
dikeluarkan dari tahanan di Belgia pada tahun 1849. Setelah keluar dari penjara
Belgia, Marx kembali ke Jerman. Akan tetapi situasi pasca revolusi Tahun
sebelumnya di Jerman membuatnya merasa tidak nyaman. dan pada tahun yang sama
(1849), Marx bertolak ke London (perpindahan lintas negara yang terakhir semasa
hidupnya) dan mulai menghilang dari aktivitas revolusioner, Marx selanjutnya
menyibukkan diri dalam riset-riset ilmiah, sebuah babak baru dalam kehidupan
Marx, dan dari sinilah karya-karya besar Marx (terutama Das Kapital) perlahan
lahir.
Masa-masa
kemiskian dan kepahitan selama di London dimulai. Sekitar tahun 1853 merupakan
masa ujian yang teramat berat bagi kehidupan Marx dan keluarganya, hidup dari
pemberian Engels, dan tanpa kecuali Marx menggadaikan seluruh harta miliknya.
Perak, taplak, bahkan pakaian anak-anak habis tergadai. Tahun 1864, Marx
kembali terlibat dalam aktivitas politik radikalnya, bergabung dengan The
International, sebuah gerakan buruh internasional. Marx kembali mencurahkan
perhatiannya selama beberapa tahun dalam gerakan tersebut. Perpecahan gerakan
The International pada tahun 1876 diikuti dengan kegagalan berbagai gerakan,
merupakan awal kejatuhan Marx. Beberapa tahun kemudian, tepat pada 1881, Jenny
von Westphalen meninggal dunia, satu tahun kemudian menyusul putri Marx, dan
tepat pada Hari Rabu siang pukul 14:45 Tanggal 14 Maret Tahun 1883, Marx
menghembuskan nafasnya yang terakhir setelah menderita radang bisul selama
bertahun-tahun. Marx dimakamkan pada hari Sabtu tanggal 17 Maret 1883 di
Highgate Cemetery. Disitu pula istrinya dimakamkan lima belas bulan
sebelumnya.
Kekayaan intelektual Marx merupakan sebuah takdir sejarah, dia membahas banyak hal, dan hampir seluruh cabang ilmu pengetahuan, setiap pemikir senantiasa disibukkan dengan polemik yang membara dengan hasil pemikiran Marx. Bahkan, beberapa ahli sejarah mengatakan bahwa, karya yang mengulas tentang marx, merupakan yang nomor terdua terbanyak di dunia, setelah karya tentang yesus dan injil. Yang pasti, hingga haisl penelusuran masa kini, marx memiliki karya sejumlah 5 karya, sejak tahun 1837 sampai 1880.
0 komentar:
Posting Komentar