Janji seorang muslim (Adab membuat janji)

Sebagai manusia yang selalu melakukan interaksi, membuat janji dengan sesama meruapakan salah satu hal yang biasa kita lakukan. Beberapa kasus, membuat janji dengan seseorang terkadang menjadi sebuah hal yang disepelekan. Apalagi, kata “insya allah” keluar ketika kita berjanji namun belum tentu kita bisa menepati dan akhirnya dalam kebiasaan masyarakat, kata “insyaallah” berubah makna menjadi sebuah alasan tidak metepati janjinya. Padahal jika kita membuat janji kepada sesorang maka kita wajib untuk menunaikannya karena janji merupakan satu amanah.

Dalam membuat sebuah janji terdapat adab yang harus di ingat agar kita tidak seenaknya membuat janji kepada setiap orang. 
1. Jangan sesekali membuat janji sekiranya anda telah meniati untuk tidak menuaikan janji tersebut
2. Jangan berjanji untuk berbuat sesuatu perkara yang haram ataupun melakukan sesuatu perkara yang boleh jadi mendatangkan kemudaratan
3. Sekiranya anda telah membuat janji maka tepatilah janji itu
4. Jangan sesekali melanggari janji. Jika anda tiada alasan kukuh dan wajar
5. Jika kita berjanji dengan anak-anak memberikan sesuatu maka janji itu wajib ditunaikan.

Allah berfirman dalam surat al ma’idah ayat satu “Wahai orang beriman, penuhi serta sempurnakanlah segala perjanjian (yang kamu buat)”. karena itu pentinglah bagi kita untuk menunaikan semua janji yang telah kita buat dengan orang lain. Perjanjian merupakan sebuah amanah yang harus di tunaikan, ketika kita tidak dapat menunaikan janji yang telah kita buat termasuk dalam katagori dosa besar, salah satu hal yang sangat dibenci dan dimurkai allah.

Dalam salah satu hadis Diriwayatkan daripada abu hurairah, Rasulullah SAW bersabda “Tiga perkara, barangsiapa yang padanya ada tiga perkara itu, maka dia adalah orang munafik walaupun dia berpuasa, mengerjakan solat, dan mengakui dia seorang muslim. (tiga perkara itu) ialah apabila ia berbicara, ia berdusta; apabila berjanji, ia menyalahi janjinya; apabila ia diberi amanah, ia khianati “ (Riwayat Al-Bukhari dan Muslim). Begitu beratnya balasan yang kita terima ketika kita tidak bisa memenuhi janji yang kita buat, salain itu di dalam hubungan dengan sesama manusia, melanggar janji bisa membuat hubungan kita merenggang. Orang-orang menjadi tiada percaya lagi terhadap kita dan perkataan yang kita keluarkan.


Dalam membuat janji, Penggunaan kata insyaallah menjadi salah arti. Ucapan insyaallah bukanlah alasan untuk tidak menyempurnakan janji, bahkan perkataan itu hendaknya disertai dengan azam menyempurnakan janji supaya termasuk dalam golongan yang dibenci allah. Kata insyaallah bukan sebuah kata biasa yang digunakan dalam pergaulan dan perjanjian. Ketika terucap kata insyaallah harus ada kesungguhan untuk menepati janji tersebut. Namun ketika terjadi hujan, sakit, dan lainnya yang membuat kita tidak dapat memenuhi undangan ataupun janji, maka disinilah letak kekuasaan allah. Makna kata insyaallah pun berlaku.

Share this:

CONVERSATION

0 komentar:

Posting Komentar