Review Novel : "Negeri van Oranye"

Kalian tipe orang yang suka jalan-jalan? Melihat sebuah keindahan ciptaan sang maha pencipta? Jalan-jalan memang sebuah hobi yang banyak digandrungi sebagian besar manusia. Melepas lelah dari padatnya aktivitas sehari-hari menjadi sebuah alasan yang kuat mengapa banyak orang yang menyukai kegiatan yng satu ini. Pantai, pegununggan, kota nan megah, atau desa nan indah merupakan sekian tujuan yang menjadi daya tarik orang untuk melepas penat. Tapi, ada nih sebuah perjalanan yang gak ngeluarin uang, paling yang dibutuhkan hanya imajinasi tanpa batas hehe. Yaps, buku menjadi sebuah jendela dunia, tanpa harus melakukan perjalanan ke perancis untuk mengetahui bagaimana bentuk menara eiffel, kita bisa tahu hanya melihatnya lewat buku. Nah buku “Negeri van Oranye” wahyudiningrat dkk menawarkan sebuah keindahan benua biru. Terutama sebuah negara yang mungkin sudah tidak asing lagi bagi kita bangsa indonesia. Apa lagi kalo bukan Belanda.

Buku yang bergenre novel ini menceritakan sebuah perjalanan 5 orang ( Lintang, Wicak, Banjar, Daus dan Geri ) yang kebetulan sama-sama sedang berjuang di tanah perantauan untuk menyelesaikan pendidikan di negara belanda. Berkat cuaca buruk yang membuat mereka terjebak di sebuah stasiun di Belanda membuat mereka menjadi sahabat. Berkat itu pula mereka ber-5 mengalami serangkaian kegiatan yang menarik di tanah perantauan “Belanda”

Kalo kalian pelajar atau mahasiswa yang mempunyai obsesi yang tinggi untuk melanjutkan pendidikan tinggi ke negeri orang ( terlebih lagi Belanda ), buku ini merupakan literatur yang cocok untuk obesi kalian. Dalam buku ini terdapat banyak sekali informasi tentang Belanda, khususnya bagi kamu yang punya niat belajar disana. Karena ketika birokrasi negeri Belanda begitu ribet, banyak sekali dokumen-dokumen yang harus kalian urus ketika kalian tiba di sana. Belum lagi mencari tempat tinggal selama menetap, atau untuk sekedar kerja part time harus memiliki beberapa dokumen agar kamu bisa bekerja part time walau kamu seorang pelajar. Tidak hanya sistem birokrasinya, dalam buku ini juga dijelaskan beberapa kultur dan kebiasaan orang-orang Belanda. Bagaimana tepat waktunya mereka dalam memenuhi janji, kebiasaan mereka makan/memasak sesuai porsi makan mereka, ritual cium pipi kanan-kiri-kanan khas Belanda, Beberapa festival yang diselenggarakan di setiap musimnya, kebiasaan unik mereka dalam menyelenggarakan pesta (baik ulang tahun atau pernikahan) dan sebagainya.

Selain itu, daerah-daerah yang ada di Belanda di ceritakan dengan sangat baik dan detail. Rotterdam, Leiden, Den Haag, Wageningen, Utrecht dan beberapa wilayah di Belanda di digambarkan sungguh mempesona. Mulai dari universitas-universitas, tempat-tempat makan yang halal atau berbau indonesia, objek-objek wisata, spot-spot belanja murah dari mulai souvenir, barang bermerk dengan harga miring, sampe bahan-bahan untuk memasak serasa melakukan perjalanan sungguhan di Belanda. Untuk transportasinya, warga belanda sangat mengandalkan sepeda (sebuah barang wajib punya) untuk melakukan aktivitas. Selain itu transportasi massal seperti kereta dan bus menjadi favorit karena murah dan tepat waktu.

Tidak hanya latar Belanda saja yang menjadi daya tarik dari novel ini. Tapi aktivitas para mahasiswa yang melanjutkan studi di negeri tersebut juga memberi kesan tersendiri. Keinginan, Usaha, niat, dan kerja keras mereka ditergambar jelas dalam alur cerita. Karena selain tugas utama para mahasiswa untuk menyelesaikan studi, kehidupan sebagai anak kost di negeri orang juga tidak luput dari sorotan. Selain itu kegiatan-kegiatan di KBRI Belanda ataupun PPI Belanda menjadi bagiannya. Dilema-dilema yang di alami oleh negara Indonesia juga menjadi poin yang tidak boleh luput dari perhatian, dari bahasan tentang ke-indonesia-an itu kita akan mendapat sedikit pencerahan atau energi positif tentang perjuangan teman-teman intelektual asal indonesia yang sama-sama mencari sebuah solusi konkrit untuk menyelesaikan masalah di Indonesia walaupun ribuan mill jauhnya.


Untuk membaca novel ini, Imajinasi sangat penting. Yuk membaca.

Share this:

CONVERSATION

0 komentar:

Posting Komentar